Startup Peternakan dan Pertanian di Indonesia

Bang Budi

Geliat startup di Indonesia sampai saat ini terbilang semakin berkembang pesat dari tahun ke tahunnya.

Menariknya, perkembangan startup tersebut bergerak di berbagai bidang, tidak terkecuali startup peternakan dan pertanian.

Adanya kesadaran dari generasi muda Indonesia terhadap pentingnya pasokan ketersediaan pangan memicu kreativitas yang sangat luar biasa.

Berawal dari sebuah masalah yang dihadapi para peternak dan petani.

Kemudian memicu kaum milenial sehingga memberikan sumbangsih ide, gagasan, dan inovasi untuk menjawab masalah yang ada.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai contoh-contoh startup peternakan dan pertanian di Indonesia.

Daftar Startup Peternakan

1. Angon

Angon merupakan startup bidang peternakan di Indonesia yang termasuk unique marketplace di mana seseorang bisa melakukan jual beli dan beternak secara online.

Berlokasi di Semarang, angon memulai debutnya dalam bidang startup peternakan sejak 28 Oktober 2016.

Bergerak di bidang jasa peternakan online, angon berusaha menghubungkan peternak rakyat dengan masyarakat yang menginginkan beternak tetapi tidak memiliki lahan, waktu dan keterampilan khusus beternak.

Adapun jenis ternak yang dikelola yaitu berupa sapi, kambing dan domba. Cara kerjanya melalui aplikasi angon yang telah tersedia di Play Store.

Di mana nantinya pengguna hanya perlu membeli ternak melalui aplikasi, sedangkan mitra peternak rakyat sebagai tempat penitipan sementara sebelum ternak tersebut diambil member.

Menurut keterangan di website resminya angon.id, sampai saat ini kurang lebih sudah ada 11.000 hewan ternak yang diternakkan di Sentra Peternakan Rakyat yang tersebar di berbagai daerah.

2. Kandang.in

Berbeda dengan angon yang merupakan unique marketplace, kandangin merupakan startup peternakan yang menghimpun dana melalui website kemudian menyalurkannya ke proyek peternakan di Indonesia.

Menariknya, kandangin menerapkan sistem syariah dalam proses kegiatan yang dilakukan. Terdapat dua pihak yaitu pemberi modal dan pengelola peternakan.

Adapun keuntungan yang akan diperoleh yaitu berdasarkan kesepakatan kontrak yang disepakati sebelumnya.

Apabila terjadi kerugian, maka sepenuhnya ditanggung pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat dari kelalaian pengelola.

Sebaliknya, apabila pengelola berbuat curang atau lalai sehingga mengakibatkan kerugian, maka pengelolalah yang akan bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Sampai saat ini sudah ada 520 pemilik modal yang berkontribusi dengan total dana tersalurkan hingga lebih dari Rp 4.9 miliar.

Dengan adanya startup peternakan yang bergerak di bidang permodalan seperti ini, setidaknya lebih dari 130 peternak terberdayakan.

3. Chickin

Berbeda dengan angon dan kandangin, chickin merupakan startup peternakan yang bergerak di bidang ternak ayam broiler.

Melalui pengembangan sistem perkandangan yang berbasis IoT, menjadikan chickin sebagai startup bidang peternakan yang dapat mengontrol sistem kandang secara otomatis melalui sebuah aplikasi.

Dengan begitu, peternak dapat menghemat listrik hingga Rp 397 juta dan pakan hingga Rp 1.7 miliar. Sehingga efisiensi peternakan menjadi lebih tinggi daripada beternak secara tradisional.

Selain itu, dalam aplikasi chickin juga memiliki fitur update harga ayam broiler setiap harinya, sehingga para peternak dapat memantau perkembangan harga secara terintegerasi.

Melalui inovasi tersebut, 1 September 2021 chickin menempati “Top 3 Pertamuda Seed and Scale” yang diselenggarakan oleh pertamina.


Daftar Startup Pertanian

1. Sayurbox

Sayurbox merupakan startup pertanian yang menghubungkan petani lokal dengan konsumen.

Melalui konsep Farm-to-Table, mempermudah pengiriman hasil tani ke depan pintu rumah konsumen dengan harga yang terjangkau dan bersahabat bagi petani.

Dengan konsep tersebut, hasil produksi pertanian seperti buah dan sayuran menjadi lebih segar.

Selain itu, adanya startup pertanian seperti sayurbox sebagai tempat penjualan hasil tani membuat petani lokal menjadi mampu bersaing dengan produk impor.

2. iGrow

iGrow adalah startup pertanian yang ada di Indonesia dengan konsep menghubungkan investor (pemberi modal) dan petani (penerima modal).

Dalam hal ini pemberi modal menginginkan bertani tetapi tidak memiliki skill pertanian juga lahan.

Dari sisi lain para petani mempunyai kemampuan mengelola pertanian dan memiliki lahan. Namun modal untuk menjalankan produksi pertanian terhambat karena kurangnya modal.

Melalui sistem yang dikembangkan iGrow inilah lebih dari 7500 petani dapat mengelola lahan seluas 2500 hektar dengan hasil panen yang berkualitas.

Dengan begitu, para petani, pemilik lahan, dan pemilik modal memperoleh penghasilan yang layak.

3. Habibi Garden

Habibi garden adalah startup pertanian yang memanfaatkan teknologi dalam proses berkegiatan pertanian.

Sejalan dengan visinya untuk membangun peradaban melalui IoT agriculture, perusahaan rintisan ini menghadirkan solusi dalam perawatan tanaman berbasis IoT.

Hanya melalui aplikasi yang dikembangkan, para petani dapat dengan mudah memperoleh data-data dari lingkungan pertanian yang sedang digarap.

Data-data tersebut antara lain suhu, tekanan udara, intensitas cahaya, kandungan nutrisi dll.

Dengan memperoleh data-data tersebut, maka para petani dapat dengan mudah mengambil keputusan secara efektif.

Pada akhirnya dapat mengurangi biaya kesalahan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan yang terpenting menghindari gagal panen.


Itulah sedikit penjelasan mengenai beberapa startup peternakan dan pertanian yang terdapat di Indonesia.

Semoga dengan berkembangnya usaha rintisan di bidang pertanian dan peternakan dapat meningkatkan daya saing hasil tani dan ternak petani lokal dengan produk impor.

Budi

Penulis

Bang Budi

Mahasiswa yang mulai mempelajari dunia budidaya pertanian pada tahun 2019. Bertani itu seru!

    Tinggalkan komentar